Jumat, 28 Juni 2013

Keluarga

Keluarga...
Terdiri dari : ayah, ibu, dan anak. Keluarga akan merasa sangat bahagia apabila di bangun dengan cinta kasih di dalamnya. Satu sama lain memiliki rasa yang sama. Saling mengasihi, saling menyayangi, saling menghormati, saling menopang, saling membantu, saling menyemangati, dan masih banyak lagi.

Dalam keluarga, tidak akan pernah lepas dari adanya masalah. Mau itu masalah kecil, maupun masalah besar. Dan masalah itu juga yang harus sama-sama di hadapi oleh semua anggota keluarga. Dan semua harus saling menopang, bukan malah menjatuhkan. Karena, masalah bisa menjadi penguat dalam keluarga apabila di tanggapi secara positif dan berkepala dingin.

Orang tua...
Setiap orang memiliki orang tua. Peran orang tua dalam keluarga sangatlah besar. Terkadang, orang tua suka egois. Mereka hanya memikirkan diri mereka dan kepentingan mereka, tanpa memikirkan anak-anak mereka dan bahkan keluarga mereka !

Mengapa harus seperti itu ? Bukankan mereka sudah sama-sama dewasa ? Harusnya mereka bisa dong menyelesaikan setiap masalah yang ada dalam rumah tangga mereka tanpa harus dengan emosi melainkan dengan kepala dingin.

Anak...
Anak tidak kalah pentingnya berperan dalam sebuah keluarga. Anaklah yang sedari awal di idam-idamkan oleh para orang tua ketika mereka bersatu. Setiap anak hanya ingin di mengerti oleh orang tuanya. Anak juga tidak menginginkan lebih selagi dia bisa berkumpul bersama kedua orang tuanya tanpa ada suatu masalah yang mengganjal dalam keluarga itu.

Peran anak saat kedua orang tua sedang emosi memang tidak terlalu besar pengaruhnya. Paling tidak si anak sudah mencoba untuk menetralkan suasana. Akan tetapi, apabila keduanya masih sama-sama emosi, biarkanlaaaahhh...

Dan percayalah, keluarga yang di bentuk dan di dasari dengan "kasih" akan beroleh "kasih" kembali di dalamnya...

NB : Jangan pernah menyia-nyiakan keluarga yang sudah kalian miliki :)

Minggu, 23 Juni 2013

Yakin Bisa :)

Aku sempat kaget saat kamu memberitahu bahwa kamu dan dia sudah balikan. Tetapi, aku bisa mengerti bagaimana senangnya saat berada di posisimu. Aku pun tidak berani mengganggu kesenanganmu. Karena bagiku, kalau kamu senang, maka aku akan ikut merasa senang.

Akan tetapi, saat mendengar ceritamu...
Entah mengapa, aku menganggap dia masih terlalu kekanak-kanakan. Mungkin di awal, aku masih bisa mengerti kenapa dia harus seperti itu. Tetapi, kalau mendengar tentang dia yang seperti ini, aku sedikit ragu tentang kalian.

Wajar saja kalau dia ingin cerita sama mamanya. Tetapi, yang menjalani hubungan itu kan kalian. Aku rada risih saat kamu menangis hanya karena masalah ini. Tetapi, semua aku serahkan kembali pada kalian. Kalian yang mengetahui perasaan kalian masing-masing. Aku hanya bisa membantumu memberikan semangat dalam menghadapi semua. :)

***

Beberapa waktu kemudian, kamu bercerita kalau semua masalah kalian sudah teratasi. Aku harap, masalah seperti kemarin tidak akan terulang kembali. Karena menurutku, apa yang terjadi kemarin sangat berlebihan. Boleh saja seorang ibu ikut campur masalah anaknya. Tetapi, selagi si anak masih bisa mengatasinya sendiri, si ibu tidak harus ikut campur dalam masalah tersebut. :))

Berawal dari NEKAD #3 (END)

Waktu mengantarkan kami pada sebuah kedekatan. Kami sering berhubungan, entah itu lewat SMS, BBM, ataupun telephone. Awalnya, aku merasakan sesuatu. Tetapi, lama-kelamaan rasa itu mulai menghilang. Banyak teman-teman kami yang iseng ngeledekin kami saat kami berpapasan. Dan ternyata, itu tidak merubah rasa yang memudar itu agar kembali.

Akhirnya aku menyadari, rasa yang selalu aku rasakan itu ialah hanya sekedar rasa kagumku terhadap dia. Rasa yang pertama kali muncul saat kami di pertemukan dengan cara yang lucu. Dan aku senang sempat memiliki rasa kagum itu. Bahkan sampai sekarang. Karena, kalau dulu aku tidak nekad mengajak dia menemaniku makan roti bakar, kita tidak akan pernah bertemu dan kita hanya saling kenal sebatas di dunia maya.


~END~

Posisi Tersulit #4

Akhirnya, diapun mengetahui rasa sayang yang pernah kumiliki. Akan tetapi, apakah yang dia ketahui hanya perasaanku terhadapmu ? Bagaimana dengan perasaanmu terhadapku yang dulu sering kau ucapkan itu ? Apakah kamu tidak sepenuhnya memberitahu dia tentang apa yang dulu sudah pernah terjadi diantara kita, walau hanya sebentar ?

Posisi aku sekarang benar-benar terhimpit. Dia menganggapku sebagai seseorang yang sudah menghancurkan hubungan kalian. Dia memojokkan ku. Dan ternyata, kamu pun sekarang begitu. Ikut memojokkan ku dengan kata-katamu : "Gua sama cwe gua yg tau klo emng slama ini lo udah sayang bgt sama gua".

Jujur aku sangat kaget dengan semua kata-katamu. Aku sempat berpikir, kalau kamu tidak menceritakan semuanya pada dia. Tapi, apa yang bisa aku lakukan ? Aku disini terjebak. Terjebak dengan rasa sayang pernah ada.

Aku menyesal rasa sayang itu pernah ada, kalau akhirnya harus seperti ini. Hubungan aku dan kamu pun menjadi seperti orang lain sekarang.

Aku senang melihat kamu bahagia dengan dia. Melihat senyumanmu. Bukan melihat kegelisahan yang dulu pernah kamu tunjukkan padaku.

Yang aku butuhkan sekarang hanyalah keterbukaan. Agar kamu bisa membantuku keluar dari posisi yang menjebak aku sekarang ini. Aku sungguh tersiksa dengan posisi yang seakan-akan memojokkan aku, menjadikan aku tersangka utama, tersangka dari semua masalah yang ada, tersangka yang memiliki kesalahan terbesar. Tapi, aku tahu, itu sulit. Tidak ada seorangpun yang bisa membantuku keluar dari masalah ini, kecuali kamu. Karena hanya aku dan kamu yang tahu, dulu itu seperti apa.

Hmm~
Yasudahlah. Semua sudah terjadi. Kamu juga sekarang sudah memintaku untuk tidak menghubungi kamu lagi. Entah sampai kapan kita harus menjadi orang lain seperti ini. Karena, sekalipun kita sudah seperti dulu tapi kamu belum menjelaskan semua pada dia, itu sia-sia. Karena, posisiku dimata dia, belum berubah. Dan tidak akan berubah sampai semuanya terbuka.. :")


bersambung...