Minggu, 01 Desember 2013

Mencoba Bertahan

Terkadang aku tidak kuat dengan rasa sakit ini..
Ingin rasanya aku berontak..
Memberi tahu apa yang sedang kurasakan sekarang..

Sampai kapan aku harus seperti ini ?
Selalu sebentar..
Tidak pernah bertahan lama..

Apa salahku ?
Apa salah kita ?
Mengapa ini semua harus terjadi pada kita ?
Begitu banyak pertanyaan dalam kepala ini yang belum terjawabkan..

Hati ini masih belum bisa untuk menerima keadaan seperti ini..
Hati ini masih sayang..
Hati ini masih membutuhkan dirinya..
Dirinya yang selalu ada kala suka dan duka datang..

Inikah yang dinamakan perjuangan untuk mendapatkan cinta sejati ?

Aku harus bersabar menghadapi semua ini..
Aku harus bertahan..

Apa aku harus melepaskan semua ini ?
"Ku rasa, tidak"
Aku yakin aku bisa bertahan dengan semua ini..
Sampai Tuhan menunjukkan maksudNya dari semua pergumulan ku sekarang ini..

Mungkin, aku belum berani untuk menatap kedepan..
Aku takut kecewa lagi..
Tetapi, aku tetap harus melanjutkan hidupku..
Untuk mencari tahu maksud Tuhan dalam hidupku ini..
Jangan pernah tinggalkan aku sendiri menghadapi ini semua, Tuhan..
Pegang tanganku..
Hingga aku sudah siap untuk kembali berdiri sendiri..


Dikamar, 
01 December 2013
01.00 WIB

Brenda Monica Mesmury

Minggu, 13 Oktober 2013

Untuk kamu yang Egois

Kamu hadir kembali tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Aku heran...
Aku bingung....
Aku kesal...

Ingin rasanya aku berontak.
Tetapi aku tidak ingin memperkeruh suasana.

Akupun bertanya-tanya pada diriku sendiri :
"apakah kamu punya otak untuk berpikir ?
apakah kamu tahu, apa yang sedang kamu lakukan sekarang ?
apakah kamu tidak merasa bersalah dengan apa yang sedang kamu lakukan ?"

Aku rasa kamu tidak memikirkan itu semua.

Kamu merasa dirimu benar.
Kamu merasa kamu tidak salah dengan apa yang kamu lakukan sekarang.
Kamu meninggalkan dia dulu, dan sekarang kamu hadir kembali dengan sejuta peluru yang tanpa sadar sudah tertembak dan melukai hati seseorang.

Hebat kamu !
Sangat hebat !

Hatimu benar-benar terbuat dari batu.
Batu keras yang sudah ditimbun ribuan lumut...


dari seseorang yang kau lukai hatinya...

Minggu, 06 Oktober 2013

Untuk Kamu yang Selalu Mempertahankan Aku :)

Untuk yang selalu mengatakan, "kamu tidak perlu membalas rasa sayang aku........"


Pertama kali melihatmu, tidak ada kesan apa pun yang dapat ku simpulkan terhadap pertemuan itu. Hingga akhirnya aku tak menyangka, bahwa kita bisa sampai pada titik ini. Perkenalan yang di mulai dengan tidak sengaja. Saat aku meminta hasil foto-foto dari kamera mu kepada si dia. Dan akhirnya, dia memberikan aku PIN BB mu, agar aku bisa meminta hasil foto-foto itu langsung dari kamu.

Setelah mengumpulkan keberanian pun, aku pada akhirnya meng-invite PIN tersebut. Tidak lama kemudian, kamu pun menerima request pertemanan tersebut. Tidak ada perasaan apa-apa yang aku rasakan saat itu. Semua masih datar.

Jujur, awalnya aku sempat merasaka terganggu atas kehadiranmu yang dulu selalu kemana-mana bersama dengan kakak-ku. Kakak yang selalu ada untuk aku saat aku mengalami berbagai masalah. Kakak yang selalu ku jadikan tempat berkeluh kesah. Tapi, aku menyadari, bahwa kalian ada Sahabat yang sulit untuk terpisahkan saat itu.

Hingga akhirnya, kita pun berbagi cerita. Berbagi kisah pengalaman hidup, dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Dan kamu pun secara sekejap dapat menggantikan posisi kakak-ku itu. Aku senang, mulai dari berbagi cerita, kita bisa menjadi dekat. Sampai akhirnya, muncul-lah rasa yang tidak biasa, yang kamu rasakan dengan-ku.

Awalnya, aku begitu takut. Saat kamu memberitahukan apa yang kamu rasakan kepada-ku. Karena, aku tidak pernah menduga sebelumnya, bahwa rasa itu bisa muncul. Tetapi, kamu selalu mengatakan bahwa "aku tidak perlu membalas rasa sayang itu. Kamu hanya ingin bisa selalu merasakan apa yang aku rasakan, tanpa harus menjadi bagian penting dalam hidupku."

Hari demi hari kulalui. Kamu selalu semangat menemani hari-hari ku. Dan akupun menjadi luluh dengan segala sikap dan perlakuanmu terhadap-ku. Kata-kata itu pun selalu saja berlarian dalam otakku. Tak kuasa ku menahan itu semua. Hingga aku pun menyadari, bahwa aku juga memiliki rasa yang sama kepada-mu. Akan tetapi, aku selalu menyembunyikan hal itu. Karena disisi lain, ada orang tua-ku yang tidak menyetujui akan adanya perasaan itu. Aku bimbang. Aku bingung. Aku di perhadapkan kepada 2 pilihan sulit. Antara kamu dan kedua orang tua-ku.

Oh Tuhan, seandainya aku bisa memilih 2-2nya. Aku akan merasa menjadi seseorang yang beruntung. Karena aku memiliki orang yang tulus menyayangiku dan orang tua-ku yang selalu mendukung semua pilihanku. Tapi itu semua hanyalah angan-angan ku saja. Aku tahu itu semua tidak akan mungkin terjadi. Dan akupun harus menentukan pilihanku.

Tidak lama kemudian, akupun tidak kuasa selalu menyembunyikan perasaan itu. Hingga pada akhirnya, kita pun membahas mengenai penjelasan. Penjelasan akan hubungan itu. Mau di bawa kemana hubungan yang selalu mengambang di air itu. Dan kamu pun memberi aku pilihan dengan cara mu agar sebisa mungkin aku mau menerima-mu untuk menjadi pasangan ku atau bahkan aku akan menolak mu. Jujur, saat itu hati ini girang sekali. Karena pada akhirnya, apa yang aku tunggu-tunggu, apa yang selama ini hanya kau ucapkan lewat BBM, WA, Line, SMS, atau telepon telah kau ucapkan di depan-ku.

Pandangan mata mu lurus menatap-ku, kedua pasang mata ini pun saling bertemu, dan aku pun menjadi salah tingkah dengan pertanyaan dan pandangan yang kau berikan saat itu kepada-ku. Aku malu, tapi bahagia. Itu karena, aku juga merasakan apa yang selama ini kamu rasakan kepada-ku. Apa yang selalu kamu bilang kepada-ku, agar aku tidak perlu membalas rasa sayangmu. Itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Karena aku juga manusia biasa yang memiliki perasaan. Dan rasa sayang itu pun bersedia membalas rasa sayang yang selalu kamu berikan untuk-ku.

Hingga akhirnya, malam itu... Hari Selasa, 06 Agustus 2013 pukul 18.40 WIB akupun menerima dia untuk menjadi seseorang yang selalu mempertahankan dan menyayangiku. Saat itulah, kita resmi menjadi sepasang kekasih layaknya pasangan-pasangan lain yang memiliki hari dan tanggal jadian. Kami pergi meninggalkan tempat itu sembari bergandengan tangan dan saling melemparkan senyum bahagia satu dengan yang lain.


dari Aku, 
yang bahagia menjadi seseorang yang dipertahanakan.
Dan, aku pun berjanji akan mempertahankan
hubungan ini, sampai Tuhan sendiri yang memisahkannya.

Jumat, 28 Juni 2013

Keluarga

Keluarga...
Terdiri dari : ayah, ibu, dan anak. Keluarga akan merasa sangat bahagia apabila di bangun dengan cinta kasih di dalamnya. Satu sama lain memiliki rasa yang sama. Saling mengasihi, saling menyayangi, saling menghormati, saling menopang, saling membantu, saling menyemangati, dan masih banyak lagi.

Dalam keluarga, tidak akan pernah lepas dari adanya masalah. Mau itu masalah kecil, maupun masalah besar. Dan masalah itu juga yang harus sama-sama di hadapi oleh semua anggota keluarga. Dan semua harus saling menopang, bukan malah menjatuhkan. Karena, masalah bisa menjadi penguat dalam keluarga apabila di tanggapi secara positif dan berkepala dingin.

Orang tua...
Setiap orang memiliki orang tua. Peran orang tua dalam keluarga sangatlah besar. Terkadang, orang tua suka egois. Mereka hanya memikirkan diri mereka dan kepentingan mereka, tanpa memikirkan anak-anak mereka dan bahkan keluarga mereka !

Mengapa harus seperti itu ? Bukankan mereka sudah sama-sama dewasa ? Harusnya mereka bisa dong menyelesaikan setiap masalah yang ada dalam rumah tangga mereka tanpa harus dengan emosi melainkan dengan kepala dingin.

Anak...
Anak tidak kalah pentingnya berperan dalam sebuah keluarga. Anaklah yang sedari awal di idam-idamkan oleh para orang tua ketika mereka bersatu. Setiap anak hanya ingin di mengerti oleh orang tuanya. Anak juga tidak menginginkan lebih selagi dia bisa berkumpul bersama kedua orang tuanya tanpa ada suatu masalah yang mengganjal dalam keluarga itu.

Peran anak saat kedua orang tua sedang emosi memang tidak terlalu besar pengaruhnya. Paling tidak si anak sudah mencoba untuk menetralkan suasana. Akan tetapi, apabila keduanya masih sama-sama emosi, biarkanlaaaahhh...

Dan percayalah, keluarga yang di bentuk dan di dasari dengan "kasih" akan beroleh "kasih" kembali di dalamnya...

NB : Jangan pernah menyia-nyiakan keluarga yang sudah kalian miliki :)

Minggu, 23 Juni 2013

Yakin Bisa :)

Aku sempat kaget saat kamu memberitahu bahwa kamu dan dia sudah balikan. Tetapi, aku bisa mengerti bagaimana senangnya saat berada di posisimu. Aku pun tidak berani mengganggu kesenanganmu. Karena bagiku, kalau kamu senang, maka aku akan ikut merasa senang.

Akan tetapi, saat mendengar ceritamu...
Entah mengapa, aku menganggap dia masih terlalu kekanak-kanakan. Mungkin di awal, aku masih bisa mengerti kenapa dia harus seperti itu. Tetapi, kalau mendengar tentang dia yang seperti ini, aku sedikit ragu tentang kalian.

Wajar saja kalau dia ingin cerita sama mamanya. Tetapi, yang menjalani hubungan itu kan kalian. Aku rada risih saat kamu menangis hanya karena masalah ini. Tetapi, semua aku serahkan kembali pada kalian. Kalian yang mengetahui perasaan kalian masing-masing. Aku hanya bisa membantumu memberikan semangat dalam menghadapi semua. :)

***

Beberapa waktu kemudian, kamu bercerita kalau semua masalah kalian sudah teratasi. Aku harap, masalah seperti kemarin tidak akan terulang kembali. Karena menurutku, apa yang terjadi kemarin sangat berlebihan. Boleh saja seorang ibu ikut campur masalah anaknya. Tetapi, selagi si anak masih bisa mengatasinya sendiri, si ibu tidak harus ikut campur dalam masalah tersebut. :))

Berawal dari NEKAD #3 (END)

Waktu mengantarkan kami pada sebuah kedekatan. Kami sering berhubungan, entah itu lewat SMS, BBM, ataupun telephone. Awalnya, aku merasakan sesuatu. Tetapi, lama-kelamaan rasa itu mulai menghilang. Banyak teman-teman kami yang iseng ngeledekin kami saat kami berpapasan. Dan ternyata, itu tidak merubah rasa yang memudar itu agar kembali.

Akhirnya aku menyadari, rasa yang selalu aku rasakan itu ialah hanya sekedar rasa kagumku terhadap dia. Rasa yang pertama kali muncul saat kami di pertemukan dengan cara yang lucu. Dan aku senang sempat memiliki rasa kagum itu. Bahkan sampai sekarang. Karena, kalau dulu aku tidak nekad mengajak dia menemaniku makan roti bakar, kita tidak akan pernah bertemu dan kita hanya saling kenal sebatas di dunia maya.


~END~

Posisi Tersulit #4

Akhirnya, diapun mengetahui rasa sayang yang pernah kumiliki. Akan tetapi, apakah yang dia ketahui hanya perasaanku terhadapmu ? Bagaimana dengan perasaanmu terhadapku yang dulu sering kau ucapkan itu ? Apakah kamu tidak sepenuhnya memberitahu dia tentang apa yang dulu sudah pernah terjadi diantara kita, walau hanya sebentar ?

Posisi aku sekarang benar-benar terhimpit. Dia menganggapku sebagai seseorang yang sudah menghancurkan hubungan kalian. Dia memojokkan ku. Dan ternyata, kamu pun sekarang begitu. Ikut memojokkan ku dengan kata-katamu : "Gua sama cwe gua yg tau klo emng slama ini lo udah sayang bgt sama gua".

Jujur aku sangat kaget dengan semua kata-katamu. Aku sempat berpikir, kalau kamu tidak menceritakan semuanya pada dia. Tapi, apa yang bisa aku lakukan ? Aku disini terjebak. Terjebak dengan rasa sayang pernah ada.

Aku menyesal rasa sayang itu pernah ada, kalau akhirnya harus seperti ini. Hubungan aku dan kamu pun menjadi seperti orang lain sekarang.

Aku senang melihat kamu bahagia dengan dia. Melihat senyumanmu. Bukan melihat kegelisahan yang dulu pernah kamu tunjukkan padaku.

Yang aku butuhkan sekarang hanyalah keterbukaan. Agar kamu bisa membantuku keluar dari posisi yang menjebak aku sekarang ini. Aku sungguh tersiksa dengan posisi yang seakan-akan memojokkan aku, menjadikan aku tersangka utama, tersangka dari semua masalah yang ada, tersangka yang memiliki kesalahan terbesar. Tapi, aku tahu, itu sulit. Tidak ada seorangpun yang bisa membantuku keluar dari masalah ini, kecuali kamu. Karena hanya aku dan kamu yang tahu, dulu itu seperti apa.

Hmm~
Yasudahlah. Semua sudah terjadi. Kamu juga sekarang sudah memintaku untuk tidak menghubungi kamu lagi. Entah sampai kapan kita harus menjadi orang lain seperti ini. Karena, sekalipun kita sudah seperti dulu tapi kamu belum menjelaskan semua pada dia, itu sia-sia. Karena, posisiku dimata dia, belum berubah. Dan tidak akan berubah sampai semuanya terbuka.. :")


bersambung...

Rabu, 15 Mei 2013

Dan Aku Tahu... #3

Dan pada akhirnya, aku mengetahui yang sebenarnya. Kamu memang tidak pernah menyayangiku dengan tulus. Rasa sayang yang kamu berikan kepadaku selama beberapa hari ini hanya bersifat sementara. Tetapi, kenapa kamu harus menghindar ? Mengapa kamu tidak menjelaskan yang sesungguhnya padaku ? Kenapa aku harus mengetahuinya sendiri ? Apa kamu tidak memikirkan perasaanku ?
Hmm~
Aku rasa kamu memang tidak pernah mempedulikan aku. Terima kasih atas hari-hari indah yang sudah pernah ku lalui bersama mu. Aku harap, semua bisa menjadi kenangan.
Semoga kamu dan dia selalu bahagia.


bersambung...

Senin, 06 Mei 2013

Ada yang Berbeda #2

Sudah 2 hari ini, aku merasa ada yang berbeda dari dirimu. Kamu tidak seperti biasanya. Entah mengapa, aku merasa kamu sudah tidak lagi memberika repon padaku seperti biasa. Kamu sekarang lebih dingin dari biasanya. Kata-katamu yang selalu membuat aku hangatpun, entah berada di mana sekarang. :")

Aku hanya butuh kepastian. Kalau memang kamu serius, kita jalanin. Tetapi, kalau memang kamu belum siap, lebih baik kita berhenti sampai di sini. Aku tidak ingin jatuh lebih dalam pada rasa ini, yang semakin hari kian dalam.

Akupun tidak bisa mengira apa yang akan terjadi padaku nanti jika kita tak lagi bersama. Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan dan waktu yang membawaku seperti ini. Aku harus bisa menjalani hidupku ada atau tidak adanya dirimu di samping ku.

Karena aku tahu, kesempatan kita untuk bersama pun sangat kecil...

Terima kasih untuk waktu sebentar yang sudah kau berikan padaku. Aku sangat menghargai itu. :")



bersambung...

Rabu, 01 Mei 2013

Salah kah Kita ? #1



Hari-hari ku akhir-akhir ini selalu penuh dengan warna. Aku tahu itu semua, karena adanya pengaruh dari dirimu. Tadinya, aku mengira hanya aku saja yang merasakan perubahan ini. Akan tetapi, tenyata kamu juga merasakan perubahan tersebut. Dan kamu yang lebih dahulu mengutarakannya.

Dari dulu, aku tahu kalau kita dekat karena kita tahu adanya hubungan persaudaraan diantara kita. Tapi, apakah kita boleh mengharapkan lebih apabila kita terbukti tidak ada hubungan saudara ?

Kamu mengatakan bahwa, "tidak menutup kemungkinan kalau aku bisa sayang melebihi dari kasih sayang seorang kakak yang bisa membuat adiknya merasa aman dan nyaman banget."

Sunggu, mendengar hal ini aku merasa lega. Tetapi, di balik kelegaan ku, masih tersimpan ribuan teka-teki apabila rasa ini terus bertumbuh. Terkadang, aku suka takut untuk menghadapi kenyataan yang ada. Kenyataan bahwa kita saling memiliki rasa sayang.

Dulu aku sempat ragu, karena kamu masih dengan si dia. Tapi sekarang ? Kamu dan dia sudah tidak ada hubungannya lagi. Dan kamu semakin serius dengan apa yang dulu pernah kamu sampaikan kepadaku mengenai rasa yang berbeda itu.

Kita pun tahu, tidak bisa secepat ini dalam mengambil keputusan. Sekalipun, kita sudah mengetahui perasaan masing-masing. Masih sangat banyak tantangan yang siap melawan kita di luar sana. Apakah kamu yakin kita dapat melewati itu semua ?

Sekarang yang hanya dapat kita lakukan, yaitu mengikuti alur berjalannya proses dan waktu. Menunggu sampai kita bisa terbebas dari keadaan ini. Entah sampai kapan...

Sejujurnya, saat kamu bilang takut hati ini begitu kecewa. Ikut merasakan ketakutan yang kau rasakan. Hati ini menjadi pesimis mendengar kata-kata takut yang keluar dari mulutmu.

Mungkin, hati ini harus siap jika suatu saat nanti kita memang tidak bisa bersatu.

Seperti yang kamu katakan, agar kita sama-sama membawa keadaan ini dalam "doa" dan kita harus tetap "semangat" menjalani ini semua, aku semakin yakin bahwa kamu benar-benar serius dengan perasaanmu...


bersambung...

Kamis, 07 Maret 2013

Berawal dari NEKAD #2

Pertemuan yang tidak pernah aku dan dia rencanakan sebelumnya. Pertemuan awal yang menjadikan hubungan kami menjadi dekat. Kalo aku ingat-ingat lagi, ini benar-benar kocak. Aku yang lupa membawa kunci rumah dan akhirnya luntang-lantung di jalan, sekarang sedang makan roti bakar bersama dia, Harfan. Sebelumnya, kami belum pernah kenal, apalagi makan bersama seperti sekarang ini.

Harfan adalah mahasiswa Fakultas Teknik. Awalnya kami hanya berteman lewat BBM. Itu karena, Veri yang begitu membanggakan aku kepada teman-temannya, mahasiswa Fakultas Teknik lainnya. Veri begitu antusias untuk menjadikan aku pacarnya. Tetapi, aku tidak memiliki perasaan yang sama dengan Veri. Aku justru lebih tertarik pada Harfan, yang muncul tiba-tiba dalam kontak BBMku dan juga dalam kehidupanku.

Aku tidak tahu apa yang aku rasa sekarang. Perasaan ini benar-benar aneh. Sejak malam itu…

***

Entah apa yang ada dipikiran aku malam ini. Aku BBM Harfan untuk menanyakan apakah dia sedang berada di rumah atau masih berada di kost an. Dan akhirnya Harfan pun bilang kalau dia sudah di rumah. Saat itu juga aku langsung meminta Harfan untuk menemaniku makan Roti Bakar yang ada di deretan kota Bekasi, tepatnya di depan SMPN 1 Bekasi. Padahal, sebelumnya kita belum pernah bertemu secara langsung sama sekali. Tapi, untuk malam ini, aku benar-benar nekad mengajak Harfan untuk menemaniku melawan ke-bete-an ini.

“Gua tunggu lu di depan Indomaret MekarSari. Tau ga ?”
“Oh iya iya bentar ya”
“Ok”
“Gue otw”

Pembicaraan kami lewat BBM pun beakhir, karena kami akhirnya bertemu…

“Hei. Yah, lu mau pergi ya ?”
“Nggak kok.”
“Ko bawa tas ?”
“Mau mampir ke tukang jahit dulu.”
“Oh.”
“Ya udah ayo naik.”

Motor yang di kendarai Harfan pun melaju menyusuri kota Bekasi yang ramai pada malam itu. Aku senang menikmati suasana malam hari seperti saat ini. Sekalipun kota Bekasi terkenal begitu padat dan panas pada di siang hari, tetapi di malam hari kota ini bisa memberikan keindahan tersendiri bagi kaula muda seperti aku dan Harfan. Tidak hanya kami berdua, banyak remaja-remaja yang menyediakan waktunya untuk pergi di malam hari untuk menyusuri keindahan kota ini.

“Sebentar ya.” kata Harfan sesampainya kami di tukang jahit. Di situ kami masih sama-sama kaku. Ya, ini kali pertama kami bertemu.
“Iya.” jawabku sambil melemparkan senyuman padanya.

Selang beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan kami menuju tempat yang dituju, yaitu Roti Bakar depan SMPN 1 Bekasi. Sesampainya disana, kami masih ragu melihat keramaian yang terjadi, akan tetapi, akhirnya kami memutuskan untuk tetap makan disana. Harfan memarkir motornya di sebrang, karena parkiran di tempat biasa sudah penuh. Kami menyebrangi jalan, dan pada saat itu juga Harfan menggenggam tanganku.

“Ayo duduk.” kataku membuka pembicaraan.
“Becek, Bren.”
“Trus kenapa kalau becek, Fan ? Lu ga biasa makan di tempat kaya gini ya ?”
“Ga kok.”
Ya udah, kalo emang uda biasa, sini duduk.”

bersambung...

Rabu, 06 Februari 2013

Penyesalan

Setelah sekian lama kita tak berjumpa, akhirnya kemarin kita bertemu kembali. Bertemu dalam waktu yang sama sekali tidak kita rencanakan sebelum. Semua serba mendadak. Kamu menjemput ku di depan rumahku. Kita pergi berdua menghabiskan waktu sore itu. Aku benar-benar rindu saat kita sering menghabiskan waktu berdua, saling berbalasan membalas pesan singkat yang di kirim, saling bercanda, dan saling menatap kedua bola mata indah yang kita miliki.

Aku tahu kamu sudah menjadi milik orang lain sekarang. Tetapi, apakan salah jika perasaan itu datang kembali ? Penantian yang sudah bertahun-tahun ku pendam hanya karena sebuah kebodohan yang aku perbuat dulu. Aku begitu menyesal sekarang. Betapa beruntungnya dia yang memiliki kamu sekarang. Sunggu, aku merasa iri padanya. Merasa iri dengan keburuntungan yang di milikinya.

Kamu begitu bersemangat saat bercerita tentang dia, orang tuanya, dan juga kakaknya. Begitu bahagia kamu sekarang dengannya. Akupun ingin ikut berbahagia bersamamu. Tetapi apa daya, hati ini malah sakit saat kamu bercerita tentangnya. Maafkan aku. Akupun tidak bisa mengontrol rasa sakit dari hati ini. :(

Entah apa yang harus aku lakukan sekarang terhadap perasaan yang kembali datang ini. Apakah aku harus menguburnya kembali ? Apakah aku harus menantimu kembali ? Apakah aku harus merelakan kamu dengan dia ?

Sungguh pilihan yang sangat sulit.



Dikamar,
6 Febuari 2013
12:12 PM

With Love,
BrendaMonica

Minggu, 06 Januari 2013

Need YOU

Aku selalu menyadari kesepianku ini...
Aku pun tahu ini sudah menjadi takdirku...
Tetapi, apa aku tidak bisa seperti yang lain ???
Selalu mendapatkan perhatian darimu...

Aku cuma butuh kamu...
Kenapa kamu tak pernah mengerti itu ???

Kenapa kamu bisa selalu ada untuk orang lain,
sedangkan untuk ku tidak ???

Apa aku sudah tidak berarti lagi bagi dirimu ???


Orang yang menyayangimu,

Di kamar,
6 Januari 2013
8:28 WIB

With love,
BrendaMonicaM